Bisnis.com, BANDA ACEH--Penaikan harga Elpiji 12 kg oleh Pertamina pada awal September 2014 menjadi pemicu utama terjadinya laju inflasi di Aceh dan Sumatra Utara.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh pada bulan lalu, ketiga kota indeks harga konsumen mengalami peningkatan yakni Banda Aceh 0,47%, Lhoksumawe 0,5%, dan tertinggi dialami Meulaboh 0,58%. Adapun, Aceh mengalami inflasi 0,49% dibandingkan dengan Agustus 2014 0,2%.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Aceh Darmawan memerinci beberapa komoditas yang memberi andil tinggi terhadap laju inflasi yakni bahan makanan 0,84% diikuti perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,81%.
Khusus untuk Banda Aceh, andil inflasi bahan bakar rumah tangga 0,14%, udang basah 0,1%, beras 0,1%, tomat sayur 0,06%, dan cabai merah 0,05%.
Darmawan memerinci dari 79 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga di Banda Aceh, 42 jenis mengalami kenaikan harga dan 37 jenis justru menurun.
"Peningkatan harga elpiji berpengaruh cukup ignifikan terhadap inflasi bulan lalu, terutama di Meulaboh, walaupun harga bahan pangan menurun. Sebenarnya bukan deflasi, karena hanya penurunan harga dari Agustus 2014, jadi harga kembali normal," ujar Darmawan, Rabu (1/10/2014).
Deputi Bidang Moneter Perwakilan Bank Indonesia Aceh M. Seto Pranoto menyebutkan, walaupun meningkat, laju inflasi masih sesuai ekspektasi. Kendati begitu, Seto mengingatkan pemerintah Aceh agar terus mewaspadai tren peningkatan khususnya dari sisi persediaan komoditas yang rawan bergejolak.
Selain itu, Seto memberikan catatan khusus terhadap peningkatan inflasi yang terjadi di Meulaboh.
"Secara keseluruhan [inflasi] masih on track. Terutama harus diperhatikan inflasi di Meulaboh. Barang-barang di sana masuk dari Sumut, jadi sangat terpengaruh oleh harga bahan bakar dan tarif listrik. Kami menargetkan hingga akhir tahun ini inflasi tahunan 5%," pungkas Seto.
Per September 2014, laju inflasi tahunan Aceh mencapai 5,07% dengan rincian Banda Aceh 4,53%, Lhoksumawe 5,12%, dan Meulaboh 7,52%.
Terpisah, melalui keterangan resmi, BPS Sumut mencatat laju inflasi mengalami peningkatan menjadi 0,26%. Adapun, Pematang Siantar mengalami inflasi tertinggi yakni 0,57%, diikuti Sibolga 0,37%, Medan 0,23% dan Padang Sidempuan 0,14%.
Adapun, inflasi tersebut menurun dibandingkan dengan Agustus 2014 0,59%. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki andil terbesar yakni 0,14% diikuti bahan makanan 0,08% dan makanan jadi, minuman dan rokok 0,06%.
"Kenaikan harga bahan bakar rumah tangga memiliki andil inflasi di tiga kota kecuali Siboga. Tapi yang paling terpengaruh adalah di Medan 0,07% dan Padang Sidempuan0,08%. Sementara tu, di Pematang Siantar 0,05%," ucap Wien.
Laju inflasi YoY Sumut pada September 2013 mencapai 4,35% dengan rincian Sibolga 5,63%, Pematang Siantar 5,04%, Medan 4,26% dan Padang Sidempuan 3,8%.
INFLASI ACEH & SUMUT: Penaikan Harga Elpiji Berkontribusi Signifikan
-Penaikan harga Elpiji 12 kg oleh Pertamina pada awal September 2014 menjadi pemicu utama terjadinya laju inflasi di Aceh dan Sumatra Utara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
56 menit yang lalu
Kala Prabowo Ingin Maafkan Koruptor demi Asset Recovery
6 jam yang lalu
Respons BI soal Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar
7 jam yang lalu