Bisnis.com, JAKARTA –- Wacana pencapresan tokoh senior Golkar Sri Sultan Hamengkubuwono X oleh pihak Partai Demokrat semakin diperbincangkan.
Pengamat memperkirakan ada tiga kemungkinan di balik pengajuan nama Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai calon presiden oleh Partai Demokrat.
Menurut pengamat politik dari Sigma, Said Salehudin hal tersebut dilakukan Demokrat karena khawatir akan gagal dalam pilpres.
"Lantaran Demokrat mulai sadar bahwa mereka sedang diambang kegagalan untuk mengusung capres, akhirnya mereka merayu Golkar dengan menggadang Sultan,"katanya saat dihubungi Bisnis, (16/5/2014).
Menurutnya, ada tiga kemungkinan alasan partai Demokrat mengusulkan HB X menjadi calon presiden.
Yang pertama, selain untuk merayu Golkar, menurutnya HB X bukanlah orang yang licin dalam bermanuver politik seperti tokoh lainnya dalam Golkar. Sehingga, kerjasama yang diinginkan Demokrat tidak akan menemui halangan.
"Pertama, Sultan dianggap berbeda dengan JK, Akbar, Ical, Priyo, serta tokoh Golkar lainnya yang sulit "dipegang" oleh SBY karena mereka itu dikenal jago dalam urusan manuver politik," terangnya.
"Kedua, Sultan dianggap cukup "menjual" karena sejak Pemilu 2004, 2009, dan 2014 ini namanya selalu muncul dalam bursa capres," katanya.
Meskipun elektabilitas HB X memang tidak tinggi, menurut Said, boleh jadi itu dianggap oleh SBY karena selama ini dia tidak berusaha tampil dalam hiruk-pikuk pencapresan, sehingga namanya tenggelam oleh ARB, JK, dan Akbar.
Mungkin pikir SBY, akan beda halnya jika HB X benar-benar dimajukan sebagai capres.
Terakhir, HB X berasal dari Jawa, yang mana Indonesia didominasi pemilih dari pulau Jawa, sehingga ketokohannya bisa menjadi salah satu yang diinginkan rakyat.
"Sultan adalah pemimpin Jawa, sementara pemilih kita mayoritas adalah orang Jawa. Faktor etnis seringkali berpengaruh kuat terhadap pemilih. Itu salah satu kelebihan Sultan," ujar Said.
Adapun, keputusan final pencapresan dilakukan dalam konvensi Partai Demokrat yang berlangsung hari ini.