Bisnis.com, MEDAN--Kinerja ekspor Sumatra Utara yang terus merosot sejak tahun lalu diproyeksi membaik pada semester II/2014. Penguatan nilai tukar rupiah dan anjloknya harga komoditas utama ekspor Sumut masih akan menghambat kinerja ekspor.
Pengamat ekonomi IAIN Sumut Gunawan Benjamin menuturkan, pada kuartal I/2014 kinerja ekspor Sumut belum akan membaik.
Pasalnya, sepanjang Januari hingga Februari 2014, penguatan nilai tukar rupiah pada kisaran Rp11.500 hingga Rp12.000 menjadi pemicu utama merosotnya total nilai ekspor Sumut. Dia bahkan memproyeksikan total nilai ekspor Sumut pada Februari 2014 akan lebih rendah jika dibandingkan dengan Januari 2014.
"Pada Januari 2014, penguatan rupiah pada kisaran Rp12.000 hingga Rp12.300, tapi pada Februari 2014 Rp11.500 hingga Rp12.000. Dari faktor tersebut, pada Februari 2014 nilai ekspor Sumut masih menurun," ujarnya kepada Bisnis, Senin (10/3/2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut pada Januari 2014, nilai ekspor pada seluruh sektor menurun. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan paling besar secara year on year (YoY) yakni 18,45% menjadi USS$548.000 dari US$672.000 pada Januari 2013.
Adapun, nilai ekspor sektor pertanian turun 15,57% YoY menjadi US$179,03 juta dari US$212,05 juta pada Januari 2013. Untuk sektor industri, turun 14,84% YoY menjadi US$540,52 juta dari US$634,72 juta.
Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono memaparkan, pada Januari 2014 lima komoditas ekspor utama Sumut mengalami penurunan nilai dibandingkan dengan Desember 2013.
"Penurunan terbesar dialami kelompok lemak dan minyak hewan nabati yakni menjadi US$265,25 juta dari US$312,87 juta pada Desember 2013," tutur Wien.
Selanjutnya, ekspor karet menurun 4,82% menjadi US$160,69 juta dari US$168,83 juta pada Desember 2013. Komoditas lainnya yang mengalami penurunan yakni ikan dan udang, sabun dan peralatan pembersih, serta buah-buahan.
Tak hanya dari sisi nilai, dari sisi volume, Gunawan juga memprediksikan ekspor Sumut pada Februari 2014 akan stagnan akan cenderung menurun pada bulan-bulan berikutnya.
Gunawan mengatakan proses pemulihan perekonomian negara utama tujuan ekspor Sumut yakni China, Amerika Serikat, dan Brasil masih berlanjut.
"Hasil pemulihan baru akan terasa pada akhir tahun ini," tambahnya.
Selama Januari 2014, BPS Sumut mencatat penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan Brazil yakni 41,56% menjadi US$19,75 juta dari US$33,8 juta pada Desember 2013.
Untuk tujuan China, menurun 27,52% menjadi US$101,59 juta dari US$140,15 juta, sementara AS menurun 20,51%, menjadi US$61,66 juta dari US$77,57 juta pada Desember 2013.
Kendati demikian, Gunawan masih optimistis sepanjang tahun ini ekspor Sumut masih akan meningkat 3%-5%. Ekspor industri pengolahan dan sumber daya alam seperti CPO dan karet masih akan mendominasi pada tahun ini.
"China, India, AS mudah-mudahan akan segera pulih. Namun, untuk negara-negara Eropa saya prediksi akan lebih lama pemulihannya," pungkas Gunawan.
Ekspor Sumut, Diproyeksi Membaik pada Semester II
Kinerja ekspor Sumatra Utara yang terus merosot sejak tahun lalu diproyeksi membaik pada semester II/2014. Penguatan nilai tukar rupiah dan anjloknya harga komoditas utama ekspor Sumut masih akan menghambat kinerja ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Febrany D. A. Putri
Editor : Ismail Fahmi
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 menit yang lalu
Babak Baru Kasus Judi Online Komdigi, Budi Arie Bakal Terjerat?
40 menit yang lalu