Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggugat Wall Street Journal dan sejumlah pemiliknya, termasuk taipan media Rupert Murdoch, dengan nilai US$10 miliar.
Melansir Reuters, Sabtu (19/5/2025), gugatan yang dilayangkan Jumat (18/7) di pengadilan federal Miami tersebut menuding laporan media tersebut mencemarkan nama baiknya.
Laporan yang dipersoalkan menyebut nama Trump tercantum dalam sebuah ucapan ulang tahun untuk Jeffrey Epstein pada 2003. Ucapan itu disertai gambar sketsa wanita telanjang dan kalimat yang menyiratkan kedekatan serta “rahasia” yang dibagikan bersama Epstein.
Dalam gugatannya, Trump menuding WSJ, Dow Jones, News Corp, serta CEO Robert Thomson dan dua jurnalisnya, telah menyebarkan berita palsu yang menyebabkan kerugian reputasi dan keuangan yang luar biasa.
“Kami baru saja mengajukan GUGATAN BESAR terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam penerbitan berita palsu dan jahat ini,” tulis Trump melalui platform Truth Social, seperti dikutip Reuters.
Ia menyindir Murdoch dan sekutunya, yang menurutnya akan menghabiskan banyak waktu untuk menjalani proses kesaksian hukum.
Baca Juga
Dow Jones merespons dengan membela integritas jurnalistik mereka.
“Kami yakin penuh atas ketelitian dan akurasi laporan kami, dan siap membela diri di pengadilan,” kata juru bicara perusahaan.
Gugatan Trump menyebut ucapan ulang tahun itu “palsu” dan menegaskan WSJ tidak menyebutkan apakah mereka benar-benar melihat surat tersebut atau hanya mengandalkan desas-desus.
Untuk memenangkan perkara ini, Trump harus membuktikan bahwa WSJ bertindak dengan “itikad buruk”—yakni menerbitkan laporan yang mereka tahu palsu atau mengabaikan kebenarannya.
Tuntutan US$10 miliar akan menjadi salah satu gugatan pencemaran nama baik terbesar dalam sejarah AS, melampaui kasus Alex Jones (US$1,5 miliar) dan Fox News vs Dominion (US$787,5 juta).
Ketegangan di Gedung Putih
Kasus Epstein terus membayangi Gedung Putih. Departemen Kehakiman baru-baru ini menyimpulkan tidak ada bukti yang mendukung teori konspirasi seputar kematian Epstein dan jaringan kliennya.
Namun tekanan publik tetap tinggi. Trump menyatakan telah memerintahkan Jaksa Agung Pam Bondi untuk meminta pengadilan membuka transkrip kesaksian juri agung dalam kasus Epstein.
Pemerintah AS resmi mengajukan permohonan pada Jumat di pengadilan federal Manhattan untuk mengungkap dokumen terkait Epstein dan Ghislaine Maxwell, yang divonis bersalah pada 2021 atas lima dakwaan federal terkait eksploitasi seksual anak di bawah umur.
Wakil Jaksa Agung Todd Blanche menyatakan publik tetap berhak mengetahui kebenaran di balik kasus Epstein, yang ia sebut sebagai “pedofil paling terkenal dalam sejarah Amerika.” Ia menegaskan semua informasi yang bisa mengungkap identitas korban akan disunting sebelum dipublikasikan.
Meski begitu, pengungkapan dokumen juri agung ini mungkin belum memenuhi harapan publik yang menuntut dibukanya semua berkas kasus Epstein. Hakim masih bisa menolak permintaan tersebut.
WSJ melaporkan bahwa surat bernama Trump itu dimasukkan dalam buku ulang tahun berkulit mewah milik Epstein, bersama pesan dari sejumlah tokoh penting. Surat itu disebut memiliki teks yang diketik rapi di antara sketsa tangan wanita bugil yang digambar dengan spidol tebal.
Di akhir surat tertulis:“Selamat ulang tahun – semoga setiap hari jadi rahasia yang menyenangkan lainnya,” dan ditandatangani “Donald.”
Tuduhan terhadap Epstein mulai mencuat pada 2006, tahun yang sama saat buku ulang tahun itu diduga dibuat. Ia ditangkap tahun itu dan akhirnya mencapai kesepakatan hukum. Ia meninggal dunia satu bulan setelah kembali ditangkap pada 2019 karena tuduhan perdagangan seks anak.
Trump beberapa kali tertangkap kamera bersama Epstein di acara sosial pada era 1990-an dan awal 2000-an. Dalam wawancara 2002, Trump menyebut Epstein sebagai “pria menyenangkan yang sangat menyukai perempuan cantik, bahkan yang masih sangat muda.”
Namun, sejak 2019, Trump mengatakan hubungannya dengan Epstein sudah lama berakhir.
“Saya mengenalnya seperti kebanyakan orang di Palm Beach. Tapi saya bertengkar dengannya, dan tidak berbicara lagi selama 15 tahun. Saya bukan penggemarnya, itu pasti,” ujar Trump.