Menjelang Pilpres AS 2016, Daniels menandatangani perjanjian rahasia pada 28 Oktober 2016. Dia menandatangani perjanjian untuk tidak membicarakan hubungannya dengan Trump secara terbuka dengan imbalan US$ 130.000 atau Rp1,93 miliar menurut dokumen yang diajukan di pengadilan federal Los Angeles.
Perjanjian itu juga ditandatangani oleh pengacara Daniels saat itu, Keith Davidson dan pengacara Trump Michael Cohen.
Dokumen itu menyertakan tempat untuk tanda tangan Trump, tetapi dia tidak pernah menandatanganinya.
Setelah The Wall Street Journal melaporkan pembayaran terhadap Daniels pada tahun 2018, Cohen menyatakan secara terbuka dia membayarnya menggunakan uangnya sendiri dan tidak diarahkan oleh Trump.
Kemudian, Daniels menggugat Trump dan Cohen agar perjanjian tersebut dibatalkan. Pengacara Trump lalu mengakui dia tidak menandatangani perjanjian rahasia itu.
Daniels pun mengajukan gugatan pencemaran nama baik tahun 2018 terhadap Trump di pengadilan federal atas sebuah unggahan Twitter yang menuduhnya melakukan pekerjaan penipu.
Dia menjelaskan bahwa dirinya diancam setelah mempublikasikan akunnya tentang dugaan hubungan seksual dengan Trump.
Seorang hakim federal yang berbasis di Los Angeles memutuskan pada 2018 bahwa pernyataan Trump dilindungi oleh jaminan Amandemen Pertama Konstitusi AS untuk kebebasan berbicara.
Keputusan hakim dikuatkan pada tingkat banding dan Mahkamah Agung AS menolak untuk meninjau kembali masalah tersebut pada 2021.
Daniels mengatakan seorang pria tak dikenal mendekati dia dan bayi perempuannya di tempat parkir Las Vegas, pada 2011.
Pria itu mengancam setelah dia setuju untuk berbicara tentang hubungannya dengan Trump dalam sebuah wawancara media.