Anez memproklamirkan dirinya sebagai presiden di Senat yang hampir kosong, tanpa adanya kuorum hukum minimal untuk lembaga itu bersidang.
Anez merupakan seorang penganut Kristen Evangelis sayap kanan yang lebih dikenal karena ucapan rasisnya yang berulang, termasuk menggambarkan adat istiadat adat sebagai "setan".
Dia memasuki istana kepresidenan dengan mengacungkan sebuah Alkitab besar dan menyatakan bahwa "Alkitab telah kembali ke istana pemerintah" sementara sekelompok pendukung menemaninya, meneriakkan "Puji Tuhan!".
Sedangkan Camacho, sang Bolsonaro Bolivia, ada di sisinya. Sikap itu menunjukkan bahwa jika ada momen simbolis untuk mengalahkan budaya politik Amerika Latin yang kuat maka kinilah saatnya.
Anez berjanji untuk bertindak sebagai presiden sementara, dan segera mengadakan pemilihan baru, dia dengan cepat mengirim sinyal bahwa dia bermaksud untuk berkuasa.
Dia menunjuk kabinet sayap kanan selain memerintahkan tentara ke jalan-jalan untuk menekan protes pro-Morales.
Lalu, dengan cepat dia mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden sementara Venezuela. Wartawan, termasuk koresponden asing, mulai diancam, sementara anggota misi medis Kuba telah ditangkap.