Dalam perjalannya kemudian memang hampir di setiap munas muncul para pengusaha sebagai calon ketua umum meski hal itu tidak melanggar aturan partai.
Sebut saja Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, dan Setya Novanto hingga Airlangga Hatarto.
Memang agak sulit menyebut Golkar tidak terjebak pragmatisme politik di era reformasi terutama menjelang pelaksanaan munas karena munculnya kalangan berduit yang siap bertarung.
Bahkan, ada calon ketua umum yang menjanjikan bantuan dana untuk perbaikan fasilitas dan sarana pendukung partai sebagai alat kampanye menjelang pemilihan meski realisasinya masih dipertanyakan.