JAKARTA—Kementerian Perdagangan menilai pengembangan hubungan bilateral dengan Eurozone masih sulit, karena penyelesaian krisis di zona tersebut diperkirakan masih lama.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan penyelesaian krisis di benua biru berisiko membutuhkan waktu 10 tahun.
Upaya pemerintah wilayah Uni Eropa, lanjutnya, dinilai belum bisa melakukan perubahan secara struktural untuk melakukan perbaikan kebijakan fiskal.
“[Eurozone] tidak akan bisa terselesaikan dalam 1 bulan sampai 2 bulan. Mungkin tahunan, bahkan mungkin bisa sampai satu dekade,” katanya di Wisma Bisnis Indonesia, Senin (7/1/2013).
Menurutnya, Uni Eropa secara geopolitik pada dasarnya memiiki minat dalam menjalin hubungan bilateral, terkait dengan langkah investasi di Indonesia.
“EU [European Union] ini secara bilateral, mungkin secara geopolitik mau. Namun, setelah menandatangani kesepakatan, saya tidak lihat akselerasi proses negosiasinya,” katanya.
Dia mengatakan hal itu disebabkan karena masih berlarut-larutnya penyelesaian masalah utang yang membelit wilayah Uni Eropa. Namun, Mendag memandang tidak adanya langkah akselerasi yang diinisiasi dari wilayah Uni Eropa dalam menindaklanjuti minatnya.
“Karena mereka ‘hamil’ dengan masalah-masalah dalam negerinya ke dalam zona yg besar sekali, dan saya tidak lihat penyelesaiannya dalam waktu dekat,” ujarnya. (spr)
MENDAG KE BISNIS INDONESIA: Hubungan Bilateral Dengan Eurozone Masih Sulit
JAKARTA—Kementerian Perdagangan menilai pengembangan hubungan bilateral dengan Eurozone masih sulit, karena penyelesaian krisis di zona tersebut diperkirakan masih lama.Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan penyelesaian krisis di benua biru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Editor : Others
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
25 menit yang lalu
Tekanan Harga Batu Bara dari Banjir Produksi China
55 menit yang lalu
Emiten Farmasi Dibayangi Impak Depresiasi Mata Uang pada 2025
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
19 menit yang lalu
Ganjar Kritisi Kenaikan Tarif PPN 12%, Begini Katanya
1 jam yang lalu
MA Tolak Kasasi Sritex (SRIL), Status Pailit Inkrah!
1 jam yang lalu